vACEH BESAR – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, melaporkan skala kerusakan masif yang dialami Provinsi Aceh akibat bencana banjir dan tanah longsor. Hingga Minggu (7/12/2025) pukul 19.00 WIB, tercatat sebanyak 37.546 rumah warga mengalami kerusakan.

Data komprehensif ini disampaikan Suharyanto dalam Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, bertempat di Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar.

“Per hari ini, Pak Presiden, rumah masyarakat yang rusak mencapai 37.546. Rusak berat termasuk yang hilang kena sapu banjir. Untuk rusak sedang dan ringan ada kriterianya,” ujar Suharyanto, dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden.

BACA JUGA : Menguji Integritas Pemimpin: Pelanggaran Etika dan Hukum dalam Absensi Saat Bencana

Anggaran Pemulihan dan Kerusakan Infrastruktur

Kerusakan yang ditimbulkan bencana tidak terbatas pada sektor permukiman. Berbagai fasilitas publik dan sektor ekonomi juga terdampak parah, meliputi:

  • Infrastruktur Publik: Jembatan, jalan, tempat ibadah, sekolah, pondok pesantren, rumah sakit, hingga Puskesmas.
  • Sektor Pertanian: Lahan tanaman pangan, ternak, sawah, kebun, dan tambak.
  • Fasilitas Pemerintahan: Sejumlah kantor pemerintahan dilaporkan mengalami kerusakan.

Berdasarkan perhitungan awal dari berbagai kerusakan tersebut, BNPB memperkirakan bahwa pemulihan kondisi Aceh hingga kembali seperti semula membutuhkan alokasi anggaran yang sangat besar. “Tadi dari Bapak Menteri PU (Pekerjaan Umum), khusus untuk Aceh saja, pemulihan sampai dengan saat ini kondisi seperti semula membutuhkan anggaran Rp 25,41 triliun,” ungkap Suharyanto.

Dua Kabupaten Masih Terisolasi

Dalam laporan terpisah mengenai kondisi darurat, Suharyanto menyampaikan bahwa dua kabupaten di Aceh masih berada dalam status terisolasi akibat banjir bandang dan tanah longsor yang signifikan.

“Kami laporkan untuk yang terisolir, daerah yang masih cukup berat, ada dua kabupaten di Aceh ini, adalah Bener Meriah dan Aceh Tengah, Bapak Presiden,” kata Suharyanto.

Kondisi ini diperparah dengan banyaknya desa yang terdampak di kedua wilayah:

  • Bener Meriah: 232 desa atau gampong terdampak.
  • Aceh Tengah: 295 desa di 14 kecamatan terdampak.

Meskipun demikian, Suharyanto mengklaim ada kemajuan dalam distribusi logistik. Kabupaten Aceh Tamiang, yang sebelumnya dilaporkan sangat terisolasi, kini diklaim sudah dapat mendistribusikan bantuan melalui jalur darat.

Data Korban Jiwa di Tiga Provinsi

Secara keseluruhan, laporan BNPB juga memperbarui data korban jiwa akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi (Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara) hingga Minggu (7/12/2025). Total korban meninggal mencapai 921 orang.

Rincian korban jiwa di masing-masing provinsi adalah:

  • Aceh: 366 orang meninggal dunia, dan 97 orang masih dinyatakan hilang.
  • Sumatera Utara: 329 orang meninggal dunia, dan 82 orang hilang.
  • Sumatera Barat: 226 orang meninggal dunia, dan 213 orang hilang.

Data ini menggarisbawahi urgensi pengamanan sumber daya dan percepatan bantuan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Pulau Sumatera.