Banda Aceh, 30 November 2025 – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) bergerak cepat menangani dampak banjir dan tanah longsor di Aceh. Direktur Jenderal Adwil Kemendagri, Safrizal ZA, setibanya di Banda Aceh pada Sabtu (29/11/2025) langsung memimpin rapat koordinasi dengan jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Aceh. Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan bencana, khususnya distribusi bantuan logistik, berjalan dengan efektif, cepat, dan tepat sasaran.

BACA JUGA : Kejagung Geledah Delapan Titik Kasus Korupsi Pajak, Sita Alphard dan Moge – seculartimes


Mengerahkan Potensi Satpol PP

Sebagai pembina teknis Satpol PP, Safrizal menekankan agar seluruh potensi Satpol PP segera dimaksimalkan untuk penyaluran bantuan kepada masyarakat yang terdampak parah.

“Singsingkan lengan. Ini kemanusiaan, tanggung jawab kita bersama untuk melakukan segala upaya meringankan beban masyarakat,” tegas Safrizal dalam keterangan tertulis.

Ia menekankan pentingnya koordinasi berkelanjutan tim lapangan dengan satuan tugas (satgas) penanganan bencana yang telah dibentuk, demi efisiensi dan sinergi upaya bantuan. Namun demikian, percepatan distribusi tetap menjadi prioritas utama agar tidak ada satu pun warga yang terlewat atau mengalami penundaan dalam menerima bantuan esensial.


Strategi Penyaluran Logistik

Untuk mengatasi tantangan geografis dan kondisi akses pasca-bencana, Kemendagri menerapkan strategi distribusi ganda:

  • Jalur Darat: Untuk wilayah yang masih memiliki akses darat memadai, seperti Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, pengiriman bantuan menggunakan truk logistik akan terus diintensifkan.
  • Jalur Udara: Kabupaten/kota yang aksesnya terputus akibat genangan banjir dan longsor akan diprioritaskan untuk menerima bantuan melalui jalur udara (airdrop atau helikopter), memastikan logistik tetap dapat menjangkau wilayah terisolasi.

Sejumlah bantuan vital yang saat ini tengah disiapkan dan disalurkan mencakup: perlengkapan jaringan komunikasi, tenda pleton untuk posko pengungsian, genset sebagai sumber listrik darurat, perahu karet untuk evakuasi dan mobilisasi, serta bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan di pos-pos pengungsian.


Dampak Bencana di Aceh

Aceh merupakan salah satu dari tiga provinsi di Pulau Sumatera yang mengalami dampak bencana cukup parah. Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) per tanggal 28 November 2025, tercatat 17 kabupaten/kota terdampak, memaksa lebih dari 10.000 Kepala Keluarga (KK) untuk mengungsi.

Mengingat Safrizal ZA pernah menjabat sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Aceh periode 2024–2025, pemahaman mendalamnya mengenai karakteristik wilayah dan birokrasi lokal diharapkan dapat semakin memperlancar dan mengoptimalkan operasi penanganan dan pemulihan bencana di provinsi tersebut.