Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengambil langkah sigap dengan mengerahkan sejumlah besar Alat Sistem Senjata (Alutsista) dan pasukan khusus untuk mempercepat penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda parah wilayah Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Respons cepat ini menunjukkan mobilisasi total sumber daya militer untuk operasi kemanusiaan.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul menjelaskan bahwa pengerahan ini adalah bentuk respons atas meningkatnya kebutuhan evakuasi, distribusi logistik, dan penanganan medis di daerah terdampak.
“Langkah cepat ini dilakukan sebagai bentuk respons atas meningkatnya kebutuhan evakuasi, distribusi bantuan, serta penanganan medis di daerah terdampak,” ujar Laksamana Pertama Tunggul dalam siaran pers pada Jumat (28/11/2025).
Kekuatan Laut dan Dukungan Logistik
TNI AL mengerahkan enam Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dalam operasi gabungan ini, dengan fungsi yang terbagi sesuai kemampuan masing-masing:
- Dukungan Medis dan Logistik Besar: KRI Soeharso-990 (kapal bantu rumah sakit) dan KRI Semarang-594 disiapkan untuk mendukung pengiriman logistik skala besar, pergeseran pasukan, serta menampung dan mengevakuasi korban yang memerlukan penanganan medis intensif.
- Angkutan Bantuan: KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Gilimanuk-531, dan KRI Teluk Celukan Bawang-532 disiagakan khusus untuk membawa bantuan berupa bahan kontak, tenda lapangan, peralatan kesehatan, dan perahu karet. Kapal jenis angkut pendarat ini memiliki kemampuan ideal untuk distribusi di wilayah pesisir dan sungai besar.
- Penguatan Operasi: KRI Brawijaya-320 turut dikerahkan untuk memperkuat keseluruhan upaya penanggulangan bencana alam ini.
BACA JUGA : Simpati Pabrikan Otomotif: Toyota Siapkan Respons Bencana Banjir Aceh
Elemen Udara dan Pasukan Khusus
Selain armada laut, TNI AL juga melengkapi operasi ini dengan kekuatan udara dan pasukan elite untuk menjangkau daerah yang terisolasi total:
- Dukungan Udara (Puspenerbal): Empat helikopter yang onboard dari Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) akan digunakan untuk pengintaian, evakuasi korban dari atap rumah atau area terpencil, serta penyaluran bantuan melalui udara (dropping logistik).
- Pasukan Elite (Kopaska): Prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) dikerahkan. Kopaska memiliki kemampuan khusus di perairan yang deras dan berlumpur, vital untuk membantu evakuasi korban, membersihkan area terdampak yang sulit dijangkau, serta memastikan penyaluran bantuan berjalan aman.
- Layanan Kesehatan Lapangan: Batalyon Kesehatan Marinir juga disiagakan penuh. Mereka akan memberikan layanan medis, mendirikan pos kesehatan lapangan di titik-titik pengungsian, dan menangani korban luka serta masalah kesehatan lain pascabencana.
Optimalisasi Kehadiran Negara
Kadispenal menegaskan bahwa seluruh unsur, baik laut, udara, pasukan khusus, maupun tenaga medis, akan diberangkatkan secepat mungkin pekan ini. Dengan kombinasi kekuatan ini, proses evakuasi serta distribusi bantuan diharapkan dapat berjalan lebih cepat, efektif, dan menjangkau wilayah terdampak yang paling sulit diakses.
Pengerahan alutsista dan prajurit TNI AL dalam skala besar ini adalah bukti nyata Kehadiran Negara yang menggunakan semua sumber dayanya untuk kepentingan rakyat dalam keadaan darurat. Setelah pemerintah pusat mengirimkan logistik melalui udara, kini kehadiran unsur laut memberikan dimensi baru bagi distribusi logistik dan penanganan medis yang berkelanjutan. Namun, efektivitas operasi ini juga bergantung pada koordinasi yang mulus dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di darat, memastikan bahwa kekuatan militer yang luar biasa ini benar-benar menyentuh setiap korban yang membutuhkan di Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
