Padang – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) sejak Sabtu (22/11/2025) terus menimbulkan korban jiwa. Hingga Kamis (27/11/2025) siang, tercatat sembilan warga meninggal dunia akibat dampak bencana hidrometeorologi ini.

Baca Juga : Penetapan Resmi Pemerintah: Hitung Mundur Ramadhan dan Idul Fitri 2026, Menanti Libur Panjang Bersejarah

Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Ilham Wahab, mengonfirmasi peningkatan jumlah korban tersebut. “Update siang ini tercatat sembilan orang korban meninggal dunia akibat bencana di Sumbar,” kata Ilham kepada wartawan di Padang.

Rincian Korban Berdasarkan Wilayah

Korban jiwa tersebar di dua wilayah utama yang terdampak paling parah, yaitu Kota Padang dan Kabupaten Agam. Rincian korban meninggal dunia per Kamis siang adalah sebagai berikut:

  • Kota Padang: Lima orang meninggal dunia akibat terseret arus banjir. Sebelumnya dilaporkan empat korban tewas di Lubuk Minturun.
  • Kabupaten Agam: Tiga orang tewas akibat banjir bandang, dan satu orang lainnya meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.

Dengan total sembilan korban meninggal, pihak BPBD Sumbar mengkhawatirkan jumlah ini masih bisa bertambah.

Pencarian Korban Hilang dan Dampak Terparah

Ilham Wahab menjelaskan bahwa laporan mengenai adanya korban hilang masih diterima oleh tim gabungan di lapangan, baik di wilayah Padang maupun Agam. Hal ini membuat operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terus ditingkatkan.

Secara spesifik, Ilham menyebutkan bahwa operasi pencarian sedang berlangsung intensif di daerah Silaing, yang merupakan salah satu titik rawan. “Di Silaing ini sedang dilakukan proses pencarian. Mudah-mudahan tak ada korban,” jelasnya.

Ilham menegaskan bahwa hari Kamis (27/11/2025) ini tercatat sebagai puncak dampak bencana yang terparah sejak curah hujan tinggi mulai melanda pada Sabtu pekan lalu. Peningkatan intensitas hujan menyebabkan volume air naik drastis dan memicu longsor di kawasan perbukitan, menghancurkan permukiman dan memutus akses jalan di beberapa lokasi.

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan masih bekerja keras di lapangan untuk mengevakuasi warga, mendistribusikan bantuan logistik, serta mencari korban yang dilaporkan hilang.