Bencana banjir parah yang melanda Medan, Sumatera Utara, meninggalkan duka mendalam bagi ribuan warga, terutama di Kecamatan Medan Marelan. Wilayah ini menjadi salah satu titik terparah, di mana rumah warga terendam bahkan tenggelam. Dalam situasi darurat ini, korban bencana menyuarakan permohonan bantuan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
BACA JUGA : Kemensos Salurkan Bantuan Logistik Rp 19,09 Miliar untuk Korban Banjir Sumatera
Permohonan Mendesak dari Pengungsian
Ita (40), seorang warga dari Gang Delima, Pasar IV Barat, Kelurahan Terjun, kini mengungsi di Masjid At-Tarbiyah. Ia menggambarkan kondisi rumahnya yang sudah tidak berbentuk dan tidak layak huni setelah dihantam banjir sejak Kamis (27/11/2025) malam.
“Pak Prabowo tolong perhatikan. Pak Prabowo lihat rumah kami yang di Pasar IV ini, sudah entah kayak apa bentuknya,” ucap Ita dengan nada putus asa saat ditemui di lokasi pengungsian pada Sabtu (29/11/2025). “Barang-barang sudah entah seperti apa bentuknya, sudah terbalik-balik. Tolong lah perhatikan warga bapak ini. Bagaimana dengan rumah kami yang tenggelam?” tambahnya, memohon perhatian pemerintah pusat atas kerusakan masif yang mereka alami.
Hal senada disampaikan oleh Risma (37), warga Gang Manggis, Kelurahan Terjun. Rumah Risma tenggelam hingga hampir seluruh isinya hanyut dan tidak ada satu pun barang yang berhasil diselamatkan. Ia dan keluarganya hanya sempat menyelamatkan pakaian yang melekat di tubuh.
“Kami sudah nggak punya harapan lagi, cuma dari pemerintah lah kami minta tolong,” tutur Risma, yang juga memohon bantuan kepada Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, dan Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas. “Pak Bobby tolong lah kami, apa pun yang dikasi kami terima. Tapi ya, segera lah pak, kami sangat-sangat butuh. Wali Kota juga, kami tolong dibantu pak.”
Keterbatasan Bantuan dan Swadaya Masyarakat
Butar-butar, Penasihat Masjid At-Tarbiyah, melaporkan bahwa pada awalnya, sekitar 700 warga sempat mengungsi di masjid tersebut. Meskipun sebagian sudah kembali, banyak yang masih bertahan karena rumah mereka belum surut.
Ia menyoroti bahwa hingga saat itu, bantuan yang diterima oleh para pengungsi di masjid tersebut belum datang dari pemerintah. “Jadi, bantuan pemerintah belum ada. Ini semua dari swadaya masyarakat. Mudah-mudahan ada perhatian pemerintah, kita syukuti,” ujarnya, menggarisbawahi pentingnya intervensi dan kehadiran segera dari pihak berwenang.
Dampak Luas di Enam Kecamatan
Banjir yang melanda Medan telah berlangsung sejak Kamis malam (27/11/2025) hingga Sabtu (29/11/2025). Meskipun beberapa wilayah sudah mulai surut, Wali Kota Medan, Rico Waas, mengonfirmasi pada Jumat (28/11/2025) bahwa enam kecamatan masih tergenang parah dan menjadi fokus evakuasi.
Enam kecamatan tersebut adalah:
- Medan Marelan (terparah)
- Medan Helvetia
- Medan Barat
- Medan Deli
- Medan Labuhan
- Medan Belawan
Rico Waas menyatakan bahwa upaya evakuasi difokuskan pada titik-titik yang dampaknya cukup ekstrem, terutama di Medan Helvetia. Penanganan bencana di Medan Utara juga menghadapi kendala serius, karena beberapa wilayah masih mengalami pemadaman listrik dan gangguan komunikasi, yang menghambat koordinasi penanganan.
Apakah Anda ingin mencari informasi terbaru mengenai respon dan bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara atau Pemerintah Kota Medan terkait bencana ini?
