Jumlah korban jiwa akibat bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus bertambah seiring ditemukannya sejumlah jenazah baru. Per Sabtu (29/11/2025) pagi, data terbaru dari posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat mencatat bahwa total korban meninggal dunia kini telah mencapai 47 orang.

Pernyataan ini dikonfirmasi langsung oleh Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, di posko BPBD Sumbar. “Informasi terakhir, jumlah korban banjir bandang di Agam telah ditemukan 47 orang meninggal dunia,” ujar Ilham kepada awak media.

BACA JUGA : Armada Tempur Merespons Bencana: TNI AL Kerahkan 6 KRI, 4 Helikopter, dan Kopaska ke Sumatera

Lonjakan Signifikan dalam Data Korban

Angka 47 jiwa ini menunjukkan lonjakan yang sangat drastis dari laporan awal yang menyebutkan jumlah korban meninggal baru mencapai 13 orang. Peningkatan signifikan ini mengindikasikan bahwa tim SAR gabungan berhasil menemukan lebih banyak korban yang sebelumnya tertimbun atau terseret arus.

Bencana alam ini menerjang kawasan Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, pada Rabu sore, 26 November 2025. Banjir bandang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi, menyebabkan air bah bercampur lumpur, kayu, dan material lainnya menerjang permukiman warga.

Operasi Pencarian dan Evakuasi Berlanjut

Meskipun puluhan jenazah telah berhasil diidentifikasi dan dievakuasi, Ilham Wahab menekankan bahwa operasi pencarian tidak akan dihentikan. Masih terdapat warga yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan.

“Masih ada warga yang dilaporkan hilang, sehingga pencarian terus dilakukan,” tambah Ilham, menggarisbawahi komitmen tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan untuk menemukan seluruh korban.

Fokus utama tim saat ini adalah menyisir lokasi-lokasi terdampak, membersihkan material longsoran, serta melakukan identifikasi terhadap jenazah yang ditemukan guna memastikan seluruh korban hilang dapat terdata. Selain itu, upaya penanganan darurat juga meliputi penyaluran bantuan logistik dan pendirian posko kesehatan untuk melayani ratusan warga yang terpaksa mengungsi akibat kerusakan parah pada rumah dan infrastruktur mereka.

Bencana banjir bandang di Agam ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan bahaya laten bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem yang masih berlanjut. Pemerintah daerah bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengimbau masyarakat di wilayah rawan longsor dan banjir untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman harus segera dilakukan apabila tanda-tanda alam seperti hujan deras berkepanjangan atau pergerakan tanah mulai terlihat.